TUGAS
BAHASA INDONESIA 2 #
“RESENSI NOVEL”
NAMA KELOMPOK :
·
AYU VIDYA MANGGIASIH
·
DINA ISNAENI ALIZA DEWI
·
NUR DINIE
KELAS : 3KA07
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
RESENSI NOVEL “PERAHU KERTAS”
Identitas
Novel
Judul buku
:
Perahu Kertas
Penulis : Dewi Lestari “Dee”
Penerbit
: Bentang Pustaka dan Truedee Pustaka
Sejati
Editor
:
Hermawan Aksan
Cetakan
:
I, Agustus 2009
Tahun
Terbit : 2010
Tebal : XII + 444
halaman; 20 cm
ISBN :
978-979-1227-78-0
Jumlah Halaman :
444 halaman
Cover
:
1.
Tentang
Penulis
Dewi Lestari
Simangunsong yang akrab dipanggil Dee (lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari
1976) adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Dee pertama kali
dikenal masyarakat sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Ia merupakan
alumni SMA Negeri 2 Bandung dan lulusan Universitas Parahyangan, jurusan
Hubungan Internasional. Sejak menerbitkan novel Supernova yang populer pada
tahun 2001, ia kemudian dikenal luas sebagai novelis.
Salah satu novel karya
Dee yang sangat laris adalah Perahu Kertas. Perahu Kertas merupakan
novel keenam Dee. Setelah sukses memikat hati para pembaca dengan buku
tritologi Supernova-nya, Dee meluncurkan sebuah novel berjudul Perahu Kertas,
yang sempat mati suri selama sebelas tahun karena dilupakan. Namun, akhirnya,
novel ini berhasil diselesaikan dalam waktu 55 hari berkat kegigihan dan
kenekatan seorang Dee.
2.
Sinopsis
Novel
Dimulai dari kisah
seorang remaja bernama Keenan, yang baru saja lulus SMA, yang selama enam tahun
tinggal bersama neneknya di Amsterdam. Namun karena perjanjian dengan ayahnya,
Keenan terpaksa pulang ke Indonesia dan berkuliah di Bandung, di Fakultas
Ekonomi. Sementara Keenan sendiri sangat tidak menginginkannya dan lebih
memilih untuk menjadi seorang pelukis dibandingkan seorang businessman. Keenan
memiliki bakat melukis yang kuat dari ibunya dan dia tidak mempunyai cita-cita
lain selain menjadi pelukis.
Sementara, di sisi
lain, ada Kugy, seorang gadis unik yang cenderung banyak kejutan di dalam
kehidupannya. Kugy juga akan berkuliah di universitas yang sama dengan Keenan.
Tak jauh berbeda dengan
Keenan, Kugy pun mempunyai cita-citanya sendiri, yaitu menjadi juru dongeng.
Kugy sangat menggilai dongeng. Tak hanya mengkoleksi buku-buku dongeng dan
punya taman bacaan, Kugy juga sangat senang menulis dongeng. Walaupun Kugy
yakin menjadi seorang juru dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan yang akan
diterima dengan mudah oleh khalayak umum. Akan tetapi, Kugy tak ingin lepas
begitu saja dari dunia tulis menulis, Kugy lantas meneruskan pendidikannya di
Fakultas Sastra. Kugy dan Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko
merupakan sepupu Keenan. Sementara Noni merupakan teman Kugy sejak mereka
berdua masih kecil. Mereka berempat akhirnya bersahabat karib.
Lambat laun, Kugy dan
Keenan saling mengagumi dan tanpa mereka sadari mereka saling jatuh cinta,
tanpa pernah ada kesempatan untuk saling mengungkapkan, dikarenakan situasi
yang tidak memungkinkan. Kugy sudah mempunyai pacar bernama Ojos
(panggilan yang semena-mena diciptakan oleh Kugy). Sementara Keenan saat itu
sedang dicomblangkan oleh Wanda, seorang kurator muda, yang merupakan sepupu
Noni. Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang sejak adanya Wanda.
Kugy lantas menjalani
kegiatannya yang baru dan sibuk dengan kegiatan itu, yakni menjadi guru relawan
di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah Kugy bertemu dengan Pilik,
muridnya yang nakal namun kelihatan cerdas. Pilik dan kawan-kawannya berhasil
ditaklukan oleh Kugy dengan cara, ia membuatkan mereka kisah petualangan dengan
mereka sebagai tokohnya, yang diberi judul: Jendral Pilik dan Pasukan Alit.
Kugy menuliskan kisah petualangan murid-muridnya itu di sebuah buku
tulis, yang kelak diberikan kepada Keenan.
Hubungan Keenan dan
Wanda yang semula mulus, akhirnya hancur dalam semalam. Begitu juga dengan
impian Keenan yang selama ini ia bangun dan perjuangkan, kandas dengan cara
yang mengejutkan bersamaan dengan hancurnya hubungan ia dengan Wanda. Dengan
hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung dan keluarganya di
Jakarta, lalu pergi ke Ubud dan tinggal bersama Pak Wayan yang merupakan
sahabat ibunya.
Hari-hari bersama
keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman yang cukup disegani
di Bali, sedikit demi sedikit mulai mengobati hati Keenan. Sosok yang sangat
berpengaruh dalam penyembuhannya yaitu Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan.
Keenan pun akhirnya mulai bisa melukis lagi. Berbekal kisah petualangan Jendral
Pilik dan Pasukan Alit yang diberikan oleh Kugy, Keenan membuat lukisan-lukisan
serial yang menjadi terkenal dan diburu para korektor.
Kugy, yang kesepian dan
kehilangan sahabat-sahabatnya di Bandung, menata ulang hidupnya. Ia cepat-cepat
lulus kuliah dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai
copywritter. Di sana, ia bertemu dengan Remigius Aditya, atasan yang sekaligus
sahabat abangnya, Karel. Dengan cara yang tak terduga karier Kugy naik daun dan
menjadi orang yang diperhitungkan di kantor itu karena pemikirannya yang ajaib
dan serba spontan.
Namun sosok Remigius
tidak melihat Kugy dari sisi itu. Remi menyukai Kugy tidak hanya dari
ide-idenya, tapi juga semangat dan sisi keunikan Kugy. Dan akhirnya Remi pun
harus mengakui bahwa ia jatuh hati kepada Kugy. Sebaliknya, ketulusan Remi
meluluhkan hati Kugy dan membuatnya memilih Remi.
Keenan tidak bisa
selamanya tinggal di Bali. Kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, memaksanya
untuk pulang ke Jakarta dan harus menjalankan perusahaan ayahnya karena tidak
mempunyai pilihan lain. Pertemuan antara Keenan dan Kugy tidak bisa terelakkan.
Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi dan bercanda seperti masa-masa jayanya
dulu. Semuanya dengan kondisi yang berbeda. Dan kembali hati mereka diuji.
Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan
bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa memasrahkan dirinya kemana
aliran cinta membawanya.
3.
Unsur
Intrinsik Novel
a. Tema
Tema yang diambil adalah Persahabatan
b. Alur
Dilihat dari cerita Novel ini , termasuk alur maju
mundur artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian masa
depan.
c. Sudut
Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah cara atau pandangan pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa
yang membentuk cerita. Dalam Novel Perahu Kertas ini, sudut pandang yang
digunakan adalah orang ketiga tunggal.
d. Penokohan
Penokohan pada novel ini digambarkan oleh pengarang
dengan sangat jelas. Melalui ciri-ciri fisik maupun penggambaran sifat. Sifat
tokoh yang digunakan adalah Protagonis dan Tritagonis.
e. Gaya
Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah gaya
bahasa yang mengikuti perkembangan zaman sekarang (modern) dan sesuai dengan
kondisi masyarakat sekarang sehingga novelnya dapat dengan mudah dimengerti.
4.
Kelebihan
dan Kekurangan Novel
Kelebihan
Novel ke enam karya
Dewi Lestari atau yang sering dikenal “dee” ini menurut saya sangat menarik.
Dimana novel ini mengulas tema persahabatan yang serat akan konflik yang
menghanyutkan untuk para pembacanya. Dikemas dengan gaya bahasa yang lugas dan
ringan serta sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang menjaikan novel ini
dapat mudah dimengerti dan diniikmati oleh pembaca pada berbagai lapisan usia.
Novel ini begitu
edukatif dikarenakan kita bisa banyak belajar dari novel ini. Mulai dari
bagaimana kita harus tetap semangat dalam meraih mimpi-mimpi kita. Selain itu,
novel ini juga penuh akan nilai-nilai positif serta makna kehidupan yang tidak
hanya bercerita tentang remaja pada umumnya, tetapi bercerita tentang dinamika
kehidupan empat orang remaja serta korelasinya dengan lingkungan internal. Dengan pelukisan latar waktu dan tempat yang
sangat mendetail tetapi tidak berlebihan, menambah daya tarik dari novel in dan
membuat seolah pembaca ikut terlibat di dalamnya.
Sekilas novel Perahu
Kertas tampak standar dan biasa-biasa saja karena bertemakan tentang
cinta. Tetapi tidak hanya bererita
tentang cinta namun banyak unsur lain yang mendukung dan kuat dalam novel ini
yang membuat novel ini begitu inspiratif dan edukatif, seperti tentang mimpi, persahabatan,
dan kekeluargaan.
Penggambaran tokoh,
latar, dan alur yang begitu kreatif dan jelas membuat para pembaca novel Perahu
Kertas tidak segan-segan untuk bermain dengan dunia imajinasinya dan
membayangkan secara nyata apa yang terjadi dalam ceritanya.
Kekurangan
Dalam novel ini,
penggambaran cerita banyak menggunakan setting tempat sehingga sangat dapat
beresiko pembaca akan menjadi bingung dalam memahami latar tempat cerita
tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman dan konsentrasi tinggi untuk
para pembacanya. Pada beberapa bagian cerita, terdapat cerita yang monoton
sehingga timbul kesan kurang menarik dan timbul kebosanan pembaca dalam
mendalami novel.