"Selamat datang di Blog saya, Semoga bermanfaat :D "

Minggu, 25 September 2011

MKDU ILMU SOSIAL DASAR

MKDU SOSIAL DASAR   
Oleh : Harwantiyoko
           Neltje F. Katuuk
Design dan Lay Out : Quadrata
Edisi kedua cetakan pertama, Januari 1997

1. Ilmu Sosial Dasar Sebagai Salah Satu Mata Kuliah Dasar Umum

      Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial,khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian ( fakta, konsep, teori ) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-limu sosial. Selain itu ilmu sosial dasar merupakan suatu bhan studi atau Program Pengerjaan yang khusus dirancang untuk kepentingan pendidikan yang di Indonesia berikan di Perguruan Tinggi.

           Tujuan dari ilmu sosial dasar ini adalah :
  1. memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sodial dan masalah-masalh sosial yang ada dalam masyarakat.
  2. peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
          Ruang lingkup ilmu sosial dasar adalah :
  1. Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
  2. Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk memepelari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial
  3. Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
2.   Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan

A. Pertumbuhan Penduduk
      Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Karena disamping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia. Disamping itu apabila pertumbuhan penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas seperti persediaan bahan makanan, perumahan, kesempatan kerja, jumlah gedung, sekolah dan sebagainya akan menimbulkan masalah-masalah. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya.
      Manusia dapat memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya. Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan rokhaniah maupun kebudayaan kebendaan. Akibat dari berkembangan kebudayaan ini, telah mengebuh cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Penambahan/pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian ( Mortalitas )
      Ada beberapa tingkat kematian ,yaitu :
a. Tingkat Kematian Kasar ( Crude Death Rate)
      Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Pada negara yang sudah maju (developed countries)angka kematian kasar lebih rendah daripada negara-negara yang sedang berkembang.
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
      Tingkat kematian juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antar lain jenis umur, jenis kelamin,pekerjaan. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur. Dengan tingkat kematian ini menunjukan hasil yang lebih teliti.
2. Kelahiran ( fertilisasi )
      Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan.
a. Facundity (kesuburan)
      Facundity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b. Fertility (fertilisasi)
      Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Yang dimaksut dengan lahir hidup adalah kelahiran dengan tanda-tanda kehidupan.
3. Migrasi
      Migrasi adalah aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerak penduduk. Selain migrasi ada nama lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas.  Pengertian mobilitas lebih luas daripada migrasi, sebab mobilitas mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Migrasi ini adalah merupakan akibat drai keadaan lingkungan alam yang kurang beruntung.

Akibat Migrasi
 a. Urbanisasi (migrasi dari desa kekota) walaupun urutannya sangat kecil namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan.
b. Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kretifitas tinggi.
c. migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk tahun 1971 - 1980 migrasi masuk hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar hanya sebesar 0,57% per tahun.
      Ada tiga jenis stuktur penduduk:
1. Piramida penduduk muda
      Jumlah angka kelahiran lenbih besar daripada jumlah kematian.
2. Piramida Stationer
      Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.
3. Piramida penduduk tua
      Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk.

Rasio Ketergantungan ( dependency of ratio ) 
      Rasio ketergantungan ialah angka yang menunjukan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah pendududk golongan umur produktif kerja.

B. Kebudayaan dan Kepribadian

       A. Pertumbuhan dan perkembangan Kebudayaan di Indonesia.
       1. Zaman Batu sampai Zaman Logam

      Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoris, ternyata bahwa zaman batu itupun terbagi dalam :
- Zaman batu tua ( Palaeolithikum )
- Zaman batu muda ( Neolithikum).
      Alat pada zaman batu tua  yaitu kapak genggam. Kapak genggam semacam itu kita kenal dari Eropa, Afika, Asia Tengah Punsjab ( India ). Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum betupa kapak batu besar maupun kevil bersegi-segi.
      Bersamaan dengan persebaran budaya kapak-kapak batu itu, tersebar pula bahasa Proto Austronesia. Dengan begitu bahasa Proto Austronesia sebagai induk bahasa-bahasa di wilayah negara-negara anggota Asean, khususnya Repubil Indonesia.
      Zaman batu muda ( Neolitihkum ) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka mulai hidup menetap, membuat ruamah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dan manusia-manusia zaman batu ini juga telah mengenal dan memiliki kepandaian mengecor/mencairkan logam dari biji besi, dan menuangkan kedalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya. Permulaan zaman logam ini, ialah kanyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya, dan zaman tersebut pada dasarnya penting sekali untuk perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.

       B.Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
       1. Kebudayaan Hindu dan Budha

      Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, Khususnya Pulau Jawa. Pada abad ke-5, ajaran Budha dan Budhisme masuk ke Indonesia,khususnya ke Pulau Jawa selain itu agama Budha juga dapat dikatakan berpandangan lebih maju dari pda Hinduisme. Walaupun kedua agama berbeda itu khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berkembang berdampingan secara damai, dan juga dapat menghasilkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi. Seperti seni pahat,seni ukir dan seni bangunan/arsitektur dam relief-relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun Jawa Timur, dianrtaranya : Borobudue, Mendut, Prambanan, Kalasan (Jawa Tengah), Badut, Kidal, Jago, Singosari, di sekitar kota Blitar,semuanya di wilayah propinsi Jawa Timur.

      2. Kebudayaan Islam

      Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali Sanga. Masuknya agama Islam ke Indonesia, teristimewa ke pulau Jawa berlangsung dalam suasana damai. Hal itu disebabkan karena Islam dimasukkan ke Indonesia tidak dengan secara paksa, melainkan dengan cara baik-baik.
      Pada abad ke-15, ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut, berkembangalah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintah di pedalaman. Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut ysng dikendalikan oleh pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia.

    3. Kebudayaan Barat

      Awal kebudayaan Barat masuk ke negara tercinta Republik Indonesia ketika kamum kolonialis/penjajah mengendor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintah, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial yaitu:
1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh
2. Lapisan sosial kaum pegawai
Dalam lapisan soaisal inilah pendidikan Barat disekelah-sekolah dan kemampuan/kemahiran bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.
      Sehubung dengan itu, penjelasan Unang-Undang Dasar 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan rumusan tentang kebudayan Indonesia adalah : kebudayan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyai Indonesia seluruhnya, termasuk budaya lama dan asli. dalam penjelasan UUD 1945 itu juga ditunjukan kearah mana kebudayaan diarahkan, yaitu menuju ke arah kemajuan adab budaya dan poersatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat berkembang dengan memperkaya bangsa sendiri.
      Falsafah Pancasila menguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia. Pancasila sebagaio rumusan kepercayaan kepada realitas, sesungguhnya sejalan dengan rumusan humanisme baru yang tumbuh menjadi hasrat umum zaman mutakhir.

Kebudayaan dan Kepribadian
      Kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Setiao masyarakat memounyai sistem nilai dan sistem kaidah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaidah berisikan harapan-harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas.
      Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hukum adat. Diluar itu juga tercermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari. Kesan-kesan positif turis asing yang pernah berkunjung ke Indonesia, menyatakan bahwa salah stu ciri khas bangsa Indonesia adalah memiliki sifat ramah tamah, suka menolong, dan memiliki sifat gotong royong.

3. Individu, Keluarga dan Masyarakat

1. Pertumbuhan Individu
A. Pengertian Individu
     "individu" berasal dari kata latin, " individuum" artinya "yang tak terbagi". Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu buakn berarti  manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorang. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
      Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya asa tiga kemungkinan yaitu menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitas atau takluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat seperti adanya tokoh pahlawan atau pengacau.
B. Pengertian Pertumbuhan
      Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman atau empiris luar melalui panca indera yang menimbulkan sensations.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
     Pada garis besarnya digolongkan menjadi tiga bagian yaitu :
      a. Pendirian nativistik
          Para ahli dri golongan ini menunjukan berbagai kesemoatan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang ayah memiliki keahlian dibidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis.
      b. Pendirian Empiristik dan Environmrntslistik
          Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik. Jadi menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan  individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya dilingkunganlah yang banyak dibicarakan. pendirian ini biasa disebut pendirian environ mentalistik. Menurut faham ini di dalam pertumbuhan individu itu baik dasar maupun lingkungan kedua-duanya memegang peranan penting. Bakat atau dasar sebagai kemungkinan ada pada masing-masing individu.
      c. Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
          Suatu modifikasi yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandang dinamis yang menyatakan bahwa interasi antar dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
      d. Tahap Pertumbuhan Individu Berdasar Psikologi
           Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut :
1. Masa vital yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 2,0 tahun.
2. Masa estetik dari umur kira-kira 2,0 sampai kira-kira 7,0 tahun.
3. Masa intelektual dari kira-kira umur 7,0 tahun sampai kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun.
4. Masa sosial dari kira-kira 13,0 tahun atau 14,0 tahun sampai kira-kira umur 20,. tahun atau 21,0 tahun.

2. Fungsi-Fungsi Keluarga
      Keluarga adalah unit /satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupaka suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari suami, isteri dan anak-anaknya. Suami isteri yang selalu berusaha menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya artinya ikatan luhur hidup bersama. Sedangkan anak-anaknya inilah nanti yang nantinya berkembang dan mulai bisa melihat dan mengenal arti diri sendiri, dan kemudian belajar melalui pengenalan itu.

A. Pengertian Fungsi Keluarga
      Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan didalam atau oleh keluarga itu.

B. Macam-Macam Fungsi Keluarga
     Pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan yaitu :
     a. Fungsi Biologis
         Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya.
     b. Fungsi Pemeliharaan
         Keluarga juga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan seperti, gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah, gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan, gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain.
     c. Fungsi Ekonomi
         Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian ,kebutuhan tempat tinggal.
     d. Fungsi Keagamaan
         Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebaginya manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
     e. Fungsi Sosial 
         Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekalnya selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat srta memepelajari peranan-peranan yang diharapka akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa.
Dan diharpkan agar didalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan.

3. Individu, Keluarga dan Masyarakat

1. Pengertian Individu
      Individu berasal dari kata latin," individuum" yang aertinya yang tak terbagi. Kata individu sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
2. Pengertian Keluarga
     Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita,menurutnya perkawinan itu berdasrkan pada libido seksualis. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lau enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
3. Pengertian Masyarakat
      Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan sosial yang terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva. Sedangkan menurut Prof. M .M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatau kebulatan dari pada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.

4. Hubungan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat

A. Makna Individu
      Para ahli psikologi  modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti ,makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahan.

B. Makna Keluarga
      Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting didalam masyarakat. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempuntai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.

C. Makna Masyarakat
      Mengenai arti masyarakat ini ada beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti:
1. R. Linton : mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama.
2. M.J. Herskovist : bahwa manusia adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3. J.L.Gillin dan J.P. Gillin : bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, siakp, dan perasaan-perasaan yang sama.
4. S.R. Steinmetz : bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai hunungan yang erat dan teratur.
5. Hasan Shadily : masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya.
      Jadi masyarakat itu terbentuk oleh individu-individu yang beradab dalam keadaan sadar. Individu perseorangan berarti individu berbeda dalam keadaan tidak berhubungan dengan individu lainnya. Sedangakan individu sebagai makhluk sosial berarti individu yang sedang mengadakan hubungan dengan alam sekitar, khususnya masyarakat.

5. Urbanisasi dan Urbanisme
      Urbanisasi adalah suatu prosesnnerpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakay perkotaan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu :
- Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
- Bertambahnya penduduk kota yang disebabka oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa.

4. Pemuda dan Sosialisasi
1.    Internalisasi Belajar dan Spesialisasi

Orientasi Mendua
       Menurut Dr. Male adalah orientasi yang bertumpu pada harapan orang tua, masyarakat dan bangsa yang bertentangan dengan keterkaitan serta loyalitas terhadap peer (teman sebaya), apakah itu dilingkungan belajar (sekolah) atau diluar sekolah. Keadaan bimbang akibat orientasi mendua, menurut Dr. Malo juga menyebabkan remaja nekad melakukan tindak bunuh diri. Dengan menguntip hasil penelitian Dr. Prayitno mengenai percobaan bunuh diri di Jakarta dalam hubungannya dengan diagnosis psikiatris dan faktor sosial kultural terhadap 1337 kasus percobaan bunuh diri di 13 RSU Jakarta 1982/1983, diketahui bahwa 5,6 persen remaja mencoba bunuh diri dalam kurun waktu tersebut.
          Peran Media Massa
     Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, ditandai beberapa ciri. Ciri-ciri ini menyebabkan kecenderungan remaja terlahap begitu saja arus informasi yang serasi dengan selaras dan keinginana mereka. Sebagai jalan ke luar ahli komunikasi ini melihat perlunya membekali remaja dengan keterampilan berinformasi yang mencakup kemampuan menemukan, memilih, menggunakan dan mengevaluasi informasi.
        2.    Pemuda dan Identitas
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus. Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk menselaraskan diri ditengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu tahapan pengembangan dan pembinaannya, melalui proses kematangan dirinya dan belajar pada berbagai media sosialisasi yang ada dimasyarakat.

a.    Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan penegmbangan generasi muda diterapkan oleh Menteri pendidikan dan Kebudayaan dalam keputusan Menteri Pendidikandan Kebudayaan Nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 Oktober1978.
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan :
1.    Landasan idiil : Pancasila
2.    Landasan konstitusional : UUD 1945
3.    Landasan strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
4.    Landasan historis : Sumpah pemuda tahun 1982 dan Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
5.    Landasan normatif : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat.

b.    Masalah dan Potensi Generasi Muda
1.    Permasalahan Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain :
a.    Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme.
b.    Kekurangan kepastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c.    Belum seimbanganya antara generasi muda dengan fasilitas pendidikan.
d.    Kurangan ya lapangan pekerjaan.
e.    Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembanagn kecerdasaan dll.

2.    Potensi-potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perludikembangakan adalah :
a.    Idealisme dan daya kritis.
b.    Dinamika dan kreatifitas.
c.    Keberanian mengambil resiko.
d.    Optimis dan kegairahan semangat.
e.    Sikap kemandirian dan disiplin murni.
f.     Terdidik dll.

3.   Perguruan dan Pendidikan
A.     Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Negara-negara yang sedang berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangantenaga usia muda memalui pendidikan. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki.
B.     Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Indonesia menghadapi kenyataan untuk melakukan usaha keras “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dewasa ini sudah sekitar 80% dari usia sekolah dasar (6-12) tahun dapat ditampung oleh fasilitas pendidikan dasar yang ada. Tetapi masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi pendidikan memebentuk manusia-manusia membangun. Sebab hal itu semua akan berarti belum terlepasnya Indonesia dari belenggu keterbelakangan dan kemiskinan sebagaimana diharapkan pendidikan yang mengembangkan semangat. Untuk  itu maka diperlukannya adanya perubahan-perubahan secara mendasar dan mendalam yang menyangkut persepsi, konsepsi serta norma-norma kependidikan dalam kaitannya dengan cita-cita bermasyarakat Pancasila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar